Selamat datang Ramadhan. Bulan taubat dan keridhaan. Bulan perbaikan dan iman. Bulan shadaqah dan ihsan. Bulan pengampunan dari Ar Rahman. Bulan berhiasnya jannah (surga). Bulan dibelenggunya syaitan. Di dalamnya berhembus ruh, karena dialah bulan kemenangan. Selamat wahai orang yang berpuasa di dalamnya. Meninggalkan makan dan minum.
Bergembiralah orang yang menghidupkan malamnya. Dan mengikuti imam shalatnya.
Mata berpuasa dari melihat yang haram. Mata yang tunduk takut dari Penguasa Alam. Maka, bola matanya tak jatuh pada dosa.
Lisan yang berpuasa dari kata-kata kotor. Dari kalimat yang keji. Dari ungkapan jorok. Demi menjalankan syariat.
Tangan berpuasa dari menyakiti sesama. Menghilangkan kerusakan. Mengusir kezaliman dan pembangkangan. Melenyapkan perusak bangsa.
Tidakkah datang waktunya untuk para pelaku maksiat untuk berenang-renang di sungai Ramadhan ? Belumkah tiba saatnya bagi mereka untuk membersihkan jasad dari dosa. Mencuci hati dari keharaman yang menempel dalam hati. Tidakkah tiba waktunya bagi orang yang selama ini menolak kebenaran, untuk masuk ke pintu orang-orang puasa? Menghadap kepada Rabb alam semesta. Untuk mendapat keridhaan pada kedudukan yang terpercaya.
Di bulan Ramadhan, terdapat bermacam kemenangan untuk kita, kemuliaan kita, perang besar kita, dan keunggulan kita.
Di bulan Ramadhan, bertemu dua pasukan. Pasukan dari Yang Maha Rahman dan pasukan dari syaitan. Dalam peperangan Badar Kubra, saat keimanan diberatkan timbangannya oleh Allah SWT, dan dikalahkannya pembangkangan terhadap kebenaran dengan kerugian yang tiada tara.
Di Ramadhan saat terjadinya perang Hithiin yang begitu hebat. Di bulan ini terjadi hari kemenangan Shalahuddin yang gemilang. Saat kalimat Tauhid berkibar-kibar dan bendera salib menjadi yatim.
Puasa jiwa di bulan Ramadhan adalah pagar dari penyimpangan, keberpalingan dan keberlebihan. Jiwa ini ingin kembali. Hati ini juga ingin merasakan kekhusu’annya. Tubuh sudah sangat menghendaki untuk tunduk. Dan mata sangat senang dengan mengeluarkan air mata.
Jika engkau ingin dibunuh di bulan Ramadhan, katakanlah,”Aku sedang puasa”, maka aku tidak membawa senjata. Karena aku sedang berada di musim perbaikan, di medan kemenangan dan di mihrab yang mengajak pada kemenangan.
Dahulu orang-orang shalih, jika memasuki Ramadhan, memperbanyak bacaan Al Quran, mempersering dzikir, di setiap waktu. Merekan kenakan pakaian taubat dengan istighfar. Karena selama ini mereka tahu, tangan kemaksiatan telah mencabik-cabik pakaian dirinya. Maka, bulan ini adalah bulan pertolongan untuk hati yang telah tertarik oleh dosa.
Ramadhan mengingatkanmu dengan orang-orang lapar. Memberitakanmu bahwa di sana ada orang-orang yang begitu menderita. Bahwa di dunia ini banyak orang miskin. Agar engkau menjadi orang yang selalu membantu saudara-saudaramu sesama Muslim. Bergembiralah saat berbuka. Karena telah ada hidangan pengampunan setelah engkau dengan baik menjalani puasa di siang harinya. Berbahagialah saat bertemu Tuhanmu. Jika Dia telah mengampuni dosamu dan meridhai hatimu.
Sebagian salafushalih sering berada di masjid di bulan Ramadhan, membaca Al Quran dan beribadah, bertasbih dan bertahajjud. Sebagaian mereka banyak bersedekah di bulan Ramadhan tiga kali lipat. Karena mereka tahu menahan lisannya dari semua kemungkaran. Membiasakannya selalu berada dalam dzikir dan menyibukkannya dengan kesyukuran.
Salam untuk mereka saat terbitnya fajar dan tetap tamak terhadap ganjaran Allah SWT. Engkau lihat mereka begitu khusyu’ dalam shalat mereka dan begitu tunduk kepada Allah SWT.
Salam untuk mereka saat datangnya waktu berbuka. Mereka duduk di hadapan hidangan Tuhan Yang Maha Pengampun. Memohon pahala atas apa yang mereka lakukan sepanjang siang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar